Senin, 21 April 2014

Pembelajaran Pengayaan dan Contohnya



PEMBELAJARAN PENGAYAAN

Oleh: Jeck Prodes Wijaya¬_1213032039 (Ganjil)
 
 

    Dalam suatu pembelajaran senantiasa akan ditemui peserta didik yang cepat menerima pelajaran dan ada pula yang terlambat memahami suatu pelajaran. Terkadang guru hanya fokus kepada peserta didik yang belum memahami pelajaran berbagai cara dilakukan agar peserta didik tersebut dapat mencapai standar kelulusan yang telah di tentukan oleh satuan pendidikan, sehinggga seringkali mengabaikan peserta didik yang memunyai kemampuan lebih dalam belajar padahal peserta didik yang berkemampuan lebih tersebut memunyai hak yang sama untuk mendapatkan perhatian dari seorang guru. Dengan kemampuan kecepatan belajar yang dimilikinya peserta didik tersebut seharusnya dapat memiliki waktu lebih untuk dapat memperdalam dan mempertajam kemampuan belajar dan pemahamanya sehingga akan terbentuk peserta didik yang bukan hanya sekedar lulus standar minimal namun juga terbentuk peserta didik yang berkompetensi lebih.

    Berangkat dari fenomena tersebut sebenarnya sudah cukup lama terdapat gagasan untuk menyelesaikan hal tersebut namun pada prakteknya hal tersebut belum berjalan sebagaimana mestinya oleh karena itu penulis akan memaparkan kembali tentang solusi masalah tersebut yang sering terlupakan oleh para guru yaitu sebuah pembelajaran pengayaan. Secara definisi pembelajaran pengayaan merupakan suatu pengalaman atau kegiatan peserta didik yang telah melampaui persyaratan minimal (KKM) yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukanya. Dari definisi tersebut dapat kita ketahui bahwa pembelajaran pengayaan dilakukan hanya pada peserta didik yang telah lulus atau melampaui persyaratan minimal yang telah ditentukan. Pembelajaran pengayaan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan baru pada peserta didik, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperdalam materi, tercapainya perkembangan peserta didik yang optimal terkait tugas belajarnya, memanfaatkan waktu peserta didik yang telah lulus terlebih dahulu untuk hal-hal yang positif, agar siswa yang lulus cepat tidak dirugikan dengan hanya menunggu temanya yang lambat belajar, dan agar siswa yang lulus cepat tidak mengganggu belajar siswa yang lambat belajar karena kelebihan waktunya.

    Berikut ini jenis pembelajaran pengayaan dan kegiatan pengayaan yang dapat diterapkan oleh guru:
A.    Jenis Pembelajaran Pengayaan
Menurut Depdiknas (2008) dalam panduan penyelenggaraan pembelajaran pengayaan, setidaknya ada tiga jenis pembelajaran pengayaan yaitu:
1.    Kegiatan eksploatori : yaitu kegiatan mencari dari sumber-sumber yang tidak tercakup dalam kurikulum.
2.    Keterampilan proses : yaitu kegiatan yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.
3.    Pemecahan masalah atau problem solving : yaitu kegiatan yang dilakukan agar peserta didik memiliki kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Pemecahan masalah itu mencakup: Identifikasi masalah yang akan di pecahkan, penentuan fokus masalah yang akan di pecahkan, penggunaan berbagai sumber pendukung, pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan, analisis data, penyimpulan, dan hasil.

B.    Jenis Kegiatan Pengayaan (Contoh Kegiatan)
Dalam kegiatan pengayaan guru bisa lebih berinovasi karena kegiatan pengayaan lebih bersifat fleksibel dibandingkan dengan kegiatan remedial. Berikut kegiatan pengayaan yang diungkapkan oleh Julaeha (2007):

1. Tutor Sebaya : Selain efektif untuk kegiatan remedial, cara ini juga efektif dalam kegiatan pengayaan. Dengan penggunaan cara ini pemahaman peserta didik mengenai konsep akan meningkat. Selain itu peserta didik juga belajar cara untuk menjelaskan kepada temanya.
 
2. Mengembangkan Latihan : Peserta didik kelompok cepat dapat diminta untuk mengembangkan latihan praktis yang dapat dilaksanakan oleh teman-temannya yang lambat. Kegiatan ini dapat dilakukan untuk pendalaman materi yang menuntut banyak latihan, misalnya pada mata pelajaran matematika. Guru juga bisa meminta peserta didik kelompok cepat untuk membuat soal-soal latihan beserta jawabannya yang akan digunakan dalam kegiatan remedial atau sebagai bahan latihan dalam kegiatan tutor sebaya.

3. Mengembangkan Media dan Sumber Pembelajaran : peserta didik yang telah lulus dapat membuat permainan ataupun karya tulis yang berkenaan dengan materi pembelajaran.

4. Melakukan Proyek : membuat suatu laporan khusus dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik, peserta didik yang telah lulus diminta untuk membuat laporan khusus yang berkaitan dengan materi yang sesuai dengan bakat dan minat siswa.

5. Memberikan Permainan atau Masalah Kompetensi Siswa: Memberikan permainan atau suatu permasalahan yang sesuai dengan materi agar mereka merasa tertantang dan berusaha menyelesaikan permainan tersebut dari permainan ini juga peserta didik dapat belajar satu sama lain bagai mana teknik temanya menyelesaikan permainan atau masalah tersebut.

(Observasi dan Membuat karya tulis juga merupakan kegiatan pengayaan)



DAFTAR PUSTAKA
http://apsikabnganjuk.blogspot.com/2012/03/hakikat-pembelajaran-pengayaan-dan.html
http://www.gurukelas.com/2012/07/pengertian-dan-tujuan-kegiatan-pengayaan .html
http://www.gurukelas.com/2012/07/jenis-pembelajarankegiatan-pengayaan.html
http://sakinahunpak.blogspot.com/2013/7/kegiatan-remedial-dan-kegiatan-pengayaan.html?m=1




Selasa, 08 April 2014

HAKIKAT BELAJAR DAN MENGAJAR


HAKIKAT BELAJAR DAN MENGAJAR

Oleh: Jeck Prodes Wijaya_1213032039 (Ganjil)


   Belajar dan mengajar pada dasarnya tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia dari sejak awal terciptanya manusia, mengapa demikian? itu karena manusia sudah mulai belajar dan mengajar sejak peradaban pertama manusia di muka bumi. Baik menurut teori revolusi dimana manusia terus berkembang dari zaman batu manusia mulai belajar menggunakan batu sebagai alat untuk berburu, mulai belajar bercocok tanam dan lain sebagainya, manusia senantiasa belajar dan mengajarkan kepada kelompoknya hal-hal baru yang Ia temukan. Dalam sudut pandang lainpun demikian dalam kepercayaan masyarakat yang menganut agama samawi seperti Islam dan Kristen dimana manusia petama adalah Adam disanapun manusia pertama sudah melakukan proses belajar dimana Adam belajar tentang nama-nama Tuhan-Nya untuk menunjukan kepada Malaikat dan Iblis Adam pantas menjadi pemimpin di muka bumi disanapun sudah ada proses belajar dan mengajar, antara Adam dengan Tuhan-Nya.

(Gambar dari: https://indonesianic.wordpress.com)

    Pada saat ini belajar dan mengajar menjadi hal yang sangat penting karena semakin terus berkembangnya zaman sekarang belajar menjadi sebuah kewajiban kita mungkin tidak asing dengan selogan wajib belajar Sembilan tahun, atau sekarang berkembang menjadi wajib belajar dua belas tahun. Oleh karena itu penting kiranya bagi kita semua untuk lebih memahami mengenai hakikat belajar dan mengajar agar kita tidak hanya menjadi sebuah komponen dalam belajar dan mengajar yang justru tidak mengetahui hakikat belajar dan mengajar itu sendiri. Oleh karena itu mari bersama-sama kita memahami hakikat belajar dan mengajar,

1. Definisi dan Hakikat Belajar
    Menurut Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008) dalam http://ramliberbagiilmu.blogspot.com pengertian “belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills, and attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.”
    Menurut Slavin dalam Catharina Tri Anni (2004) dalam http://ramliberbagiilmu.blogspot.com belajar merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman.
Dari definisi tersebut bisa kita simpulkan bahwa hakikat belajar merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan kemampuan-kemampuan tertentu baik itu fisik seperti kemampuan dan keterampilan atau kemampuan non fisik seperti sikap, motivasi, ataupun hal lainya yang muncul dari dalam diri yang diperoleh melalui sebuah pengalaman dan melalui rangkaian yang berkelanjutan dari masa bayi sampai akhir hayat.

2. Definisi dan Hakikat Mengajar
    Menurut Nasution (1986) mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan-sebaik-baiknya dan menghubungkanya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar.
    Menurut Tardif (1989) mengajar adalah any action performed by an individual (the teacher) with the intention of facilitating learning in another individual (the learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar.
     Menurut Tyson dan Caroll (1970) mengajar adalah a way working with students…A process of interaction, the teacher does something to student, the students do something in retern.  Dari definisi mengisyaratkan bahwa mengajar merupakan suatu cara proses hubungan timbal balik antara pendidik dengan peserta didiknya yang sama-sama aktif melakukan kegiatan.
    Dari definisi tersebut dapat kita ambil bahwa pada hakikatnya mengajar juga merupakan suatu proses dimana pendidik melakukan kegiatan seperti mengorganisasi, mengatur kondisi lingkungan, dan mengaitkanya dengan tujuan untuk membantu atau memudahkan peserta didik memahami apa yang diajarkan sehingga dapat mencapai tujuan dari pengajaran.

DAFTAR PUSTAKA
http://ramliberbagiilmu.blogspot.com/2012/03/hakekat-belajar-dan pembelajaran. html
http://jumianto.blogspot.com/2011/02/hakikat-belajar-dan-pembelajaran.html
http://juprimalino.blogspot.com/2012/01/pengertian-mengajar-menurut-para-ahli. html?m=1



Note: Semoga Bermanfaat :), Boleh diambil tapi cantumkan sumbernya ya... :D




   


   

Penyelesaian Sengketa Dalam Hukum Internasional

PENYELESAIAN SENGKETA DALAM HUKUM INTERNASIONAL     Penyelesaian sengketa dalam hukum internasional, baiklah sebelum penulis aka...