Jumat, 30 Mei 2014

Pengertian Bangsa dan Faktor Pembentuk Bangsa

PENGERTIAN BANGSA DAN FAKTOR PEMBENTUK BANGSA

A. Pengertian Bangsa
Bangsa dalam bahasa inggris disebut "nation", yang berarti sejumlah orang yang dipersatukan karena persamaan cita-cita dan keinginan untuk bernegara. Bangsa sendiri berasal dari bahasa sansekerta "wangsa" yang berarti orang-orang yang satu keturunan. Berikut ini beberapa definisi mengenai bangsa menurut para ahli:

a. Ernest Renan (Perancis)
    Bangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup bersama atau hasrat bersatu dengan perasaan setia kawan yang agung, memiliki persamaan sejarah masa lampau dan persamaan cita-cita.

Kamis, 29 Mei 2014

Teori Belajar Neuroscience


TEORI BELAJAR NEUROSCIENCE


Oleh: JeckProdes Wijaya_1213032039 (Ganjil)

   
Teori belajar neuroscience adalah teori belajar yang menekankan pada kinerja otak yaitu tentang bagaimana keseluruhan proses berfikir, proses berfikir juga mencakup hal yang luas dari proses berpikir tersebut menghasilkan pengetahuan, sikap, dan prilaku atau tindakan. Teori ini mempelajari mengenai otak dan seluruh fungsi-fungsi syaraf. Teori ini juga mempelajari tentang berbagai macam penyakit pada otak. Bila kita tinjau ketika manusia dilahirkan manusia dianugrahi dengan otak yang sama, menurut Adi Gunawan (2006) otak terdiri dari sekitar satu triliun sel otak yang masing-masing terdiri dari sekitar seratus milyar sel otak active dan sisanya sekitar Sembilan ratus milyar adalah sel otak pendukung.  Namun mengapa tingkat kecerdasan manusia berbeda-beda itu disebabkan karena perbedaan dalam meningkatkan potensi yang telah dimiliki, kecerdasan manusia tidak hanya ditentukan oleh banyaknya jumlah sel otak namun lebih kepada berapa banyak koneksi yang bisa terjadi antara masing-masing sel otak. Hal ini sangat penting terutama dalam proses belajar dan pembelajaran karena mampu atau tidaknya seseorang dalam menangkap informasi atau ilmu pengetahuan yang disampaikan ditentukan oleh kesiapan otak untuk menagkap informasi atau ilmu pengetahuan tersebut jika otak tidak siap maka proses pembelajaran tidak akan pernah terjadi oleh karena itu disini penulis akan sedikit memaparkan tentang bagaimana teori kerja otak atau neurosciense.

Rabu, 14 Mei 2014

Hakikat Dan Pengertian Globalisasi

HAKIKAT DAN PENGERTIAN GLOBALISASI

 Oleh: Jeck Prodes Wijaya_1213032039 (Ganjil)   
 (Sumber Gambar: http://www.kaskus.co.id)

       Pengertian globalisasi, baiklah disini penulis akan memaparkan sedikit tentang pengertian globalisasi. Kata globalisasi mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita semua akan tetapi berangkat dari pengalaman penulis ketika ada yang bertanya tentang pengertian globalisasi selalu ada keragu-raguan untuk menjawabnya dan tetap mencari-cari pengertian globalisasi padahal sebenarnya jawabanya sudah penulis ketahui. Oleh karena itu disini penulis akan memaparkan hakikat dan pengertian dari globalisasi untuk teman-teman pembaca sekalian yang mungkin pernah ragu-ragu atau kurang yakin dengan jawabanya tentang hakikat dan pengertian globalisasi, harapanya tulisan ini dapat menghilangkan keraguraguan dari teman-teman. Berikut hakikat dan pengertian globalisasi yang telah penulis kumpulkan dari berbagai sumber di tambah dengan beberapa contoh dan dampak yang di timbulkanya semoga bermanfaat.
 

1.    Hakikat dan Pengertian Globalisasi

        Pengertian globalisasi secara arti bahasa globalisasi berasal terdiri dari kata globe yang berarti dunia atau universal sedangkan isasi dalam bahasa Indonesia selalu beridentik dengan makna proses. Jadi secara bahasa pengertian globalisasi merupakan proses penduniaan atau suatu proses yang universal atau mendunia.
Didalam Wikipedia Indonesia globalisasi diartikan sebagai suatu keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Sedangkan menurut Malcom Waters : Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang terjelma didalam kesadaran orang.
      Dari pengertian tersebut semuanya memiliki keterkaitan yang dapat kita hubungkan yang pertama globalisasi merupakan proses yang kedua proses tersebut akhirnya menimbulkan perubahan-perubahan yang menyebabkan saling terkaitnya elemen-elemen yang ada baik itu manusia maupun yang lainya seperti ekonomi, teknologi, budaya, dan lain sebagainya dan yang ketiga proses tersebut mengaburkan batas-batas Negara ataupun territorial dari suatu bangsa. Jadi dapat kita definisikan secara kontekstual bahwa globalisasi merupakan serangkaian proses yang menimbulkan semakin eratnya keterkaitan-keterkaitan antar elemen-elemen bangsa dan manusia diseluruh dunia sehingga menimbulkan perubahan-perubahan tertentu dan mengaburkan batas-batas Negara.

Minggu, 04 Mei 2014

Lima Pilar Belajar Indonesia Dalam Pembelajaran


IMPLEMENTASI LIMA PILAR BELAJAR PENDIDIKAN INDONESIA DALAM PEMBELAJARAN

Oleh: Jeck Prodes Wijaya_1213032039 (Ganjil)

    Pilar merupakan sebuah penopang atau penyangga, dalam sebuah bangunan pilar yang dapat membuat bangunan berdiri tegak dan kokoh. Dalam sistem pendidikan juga demikian terdapat pilar yang menjadi penyangga sehingga sebuah sistem dapat berdiri untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada saat ini telah ada rumusan mengenai pilar tersebut yang paling terkenal adalah 4 (empat) pilar pendidikan yang dirumuskan oleh Unesco yaitu : learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be. Atau belajar untuk mengetahui, belajar melakukan (berkarya), belajar untuk hidup bersama, dan belajar untuk menjadi (berkembang utuh). Namun keempat pilar yang diungkapkan Unesco ini tidak mengakomodasi tujuan dari sistem pendidikan nasional di Indonesia yang tercantum dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1 yang berbunyi:

 “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.”

Oleh karena itu maka timbulah penambahan pilar agar dapat menjadi pilar yang mengakomodasi tujuan dari sistem pendidikan Indonesia yang kemudian dikenal dengan 5 (lima) pilar belajar Indonesia yaitu: 1). Learning to believe and convince the almighty God. 2). Learning to know. 3). Learning to do. 4). Learning to live together. 5). Learning to be
(Sumber Gambar: http://www.ideaonline.co.id)


1. Learning to belive and convince the almighty God (Belajar untuk mempercayai dan meyakini Tuhan yang Maha Esa)
Mempercayai dan meyakini Tuhan yang Maha Esa tidak terdapat dalam 4 (empat) pilar Unesco. Inilah pilar yang hilang, namun tidak demikian dengan Indonesia. Indonesia merupakan negara ketuhanan yang menjunjung tinggi nilai keagamaan oleh karena itu pilar ini dimasukan kedalam pilar belajar di indonesia. Adapun pada proses implementasinya pilar ini sudah terdapat dengan adanya mata pelajaran agama dan PKn. Yang mengajarkan budi pekerti dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Dan sekarang dalam tujuan pembelajaranpun telah dimasukan unsur spiritual dalam K1.

2. Learning to know (Belajar untuk mengetahui)
Pilar belajar untuk mengetahui berkenaan dengan cara mendapatkan pengetahuan, pemahaman dengan media yang ada. Media bisa berupa buku, internet, dan teknologi yang lainya. Pada ssat ini teknologi untuk mendukung kemajuan ilmu pengetahuan sangat berkembang pesat hampir seluruh informasi yang terkumpul dari berbagai penjuru dunia dapat dengan mudah diakses dengan internet. Pada implementasinya pilar ini sudah berjalan di Indonesia, proses belajar, membaca, menghafal, dan mendengarkan di kelas merupakan implementasi dari pilar ini.

3. Learning to do (Belajar untuk melakukan/berkarya)
Pilar belajar selanjutnya adalah belajar untuk melakukan atau berkarya hal ini tidak terlepas dari belajar mengetahui karena perbuatan tidak terlepas dari ilmu pengetahuan. Belajar melakukan atau berkarya pada hakikatnya berkaitan dengan vokasional. Sehingga belajar berkarya merupakan upaya untuk senantiasa melakukan dan berlatih keterampilan untuk keprofesionalan dalam bekerja. Sehingga dapat memenuhi tuntutan kerja yang ada di masyarakat.

4. Learning to live together (Belajar hidup bersama)
Pilar keempat yakni belajar hidup bersama ini karena masyarakat memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Apalagi dizaman globalisasi seperti sekarang ini masyarakat dengan berbagai latar belakang suku, ras, agama, etnik, pendidikan dll. Akan tergabung dalam suatu lingkungan dalam masyarakat, oleh karena itu saling membantu dan menghargai satu dengan yang lainya diperlukan agar tercipta masyarakat yang tertib dan aman. Sehingga senantiasa untuk belajar hidup bersama sangat dibutuhkan.

5. Learning to be (Belajar untuk menjadi atau berkembang secara utuh)
Pilar kelima yaitu belajar untuk menjadi atau berkembang utuh, belajar untuk menjadi atau berkembang secara utuh berkaitan dengan tuntutan kehidupan yang semakin kompleks sehingga dibutuhkan suatu karakter pada diri individu. Belajar menjadi pribadi yang berkembang secara optimal yang memiliki kesesuaian dan keseimbangan pada kepribadianya baik itu moral, intelektual, emosi, spiritual, maupun sosial. Sehingga tentu untuk memenuhi itu semua individu dituntut untuk mengembangkan segala aspek dalam kehidupanya. Terlepas ndividu tersebut akan menjadi siapa dan apa pekerjaanya yang penting adalah dia menjadi sosok yang unggul.

DAFTAR PUSTAKA
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/08/empat-pilar-belajar/
http://www.slideshare.net/pilar/belajar
http://nurs07.blogspot.com/2012/10/empat-pilar-pendidikan-menurut-unesco-html?m=1
http://serbasejarah.blogspot.com/2012/01pilar-pendidikan-indonesia.html?m=1
staff.unila.ac.id/files/pilar-belajar.ppt
UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003



Penyelesaian Sengketa Dalam Hukum Internasional

PENYELESAIAN SENGKETA DALAM HUKUM INTERNASIONAL     Penyelesaian sengketa dalam hukum internasional, baiklah sebelum penulis aka...